458 BUMDes di Kalimantan Tengah tidak aktif
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengambil langkah strategis melalui Strategi Penguatan dan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa atau SAPEDA.

Palangka Raya - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kalimantan Tengah menjadi pangkalan penting bagi pemerintah dan masyarakat desa dalam mendorong ekonomi desa karena BUMDes berperan sebagai pusat perekonomian masyarakat desa.
Namun, laporan terbaru dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Tengah, Aryawan mengungkapkan hanya 59 persen dari total 1.100 BUMDes yang aktif. Artinya sebanyak 458 BUMDes di Kalimantan Tengah tidak aktif. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi, mengingat bahwa BUMDes harus terus tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
"Tantangannya kemudian adalah bagaimana memperkuat dan mengembangkan unit-unit usaha BUMDes agar dapat berkembang dengan baik dan menjadi garda terdepan untuk memajukan dan memandirikan desa," ujar Aryawan, Selasa (16/4).
Aryawan menambahkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengambil langkah strategis melalui Strategi Penguatan dan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa atau SAPEDA. SAPEDA merupakan sebuah inovasi yang bertujuan untuk memperkuat BUMDes agar dapat lebih efektif dan berkembang dengan optimal.
"Melalui SAPEDA, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berharap dapat memberikan solusi dalam meningkatkan peran BUMDes dalam mendorong perekonomian masyarakat desa," lanjutnya.
BUMDes adalah lembaga ekonomi yang sepenuhnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat desa. BUMDes berperan sebagai lembaga keuangan yang memberikan dukungan modal awal, memberikan akses kepada masyarakat desa dalam pemasaran produk, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan serta kesejahteraan masyarakat desa. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan pilihan pembiayaan melalui program bantuan modal untuk BUMDes baru, serta pelatihan dan pendampingan untuk menciptakan kemandirian BUMDes tersebut.
BUMDes sendiri juga dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan usahanya. Pemanfaatan teknologi digital dapat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dan pemasaran produk di luar desa serta memfasilitasi pendistribusian produk berbasis online dengan lebih mudah.
"BUMDes harus menjadi pusat penggerak ekonomi desa yang mandiri serta dapat bertahan dalam jangka panjang. Semoga SAPEDA sebagai inovasi strategi penguatan dan pengembangan BUMDes di Kalimantan Tengah dapat menjadi salah satu jalan dalam membangun perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat desa," pungkasnya.