IBF Berikan Informasi Perubahan Cuaca Berbahaya
Dalam IBF, faktor yang dipertimbangkan adalah bahaya, kerentanan, dan keterpaparan.

Palangka Raya - Cuaca yang memburuk dapat menyebabkan banyak masalah bagi masyarakat. Oleh karena itu, Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak / Impact Based Forecast (IBF) telah diterapkan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya Agung Sudiono Abadi di daerah Kalteng untuk memberikan informasi yang lebih relevan dan berguna bagi pengambilan keputusan, khususnya dalam hal mitigasi bencana alam dan meteorologi.
IBF bukan hanya memberikan informasi tentang perubahan cuaca, tetapi juga memberikan informasi tentang dampak yang akan terjadi pada masyarakat dan lingkungan. Dalam IBF, faktor yang dipertimbangkan adalah bahaya, kerentanan, dan keterpaparan.
“Informasi yang diberikan meliputi kemungkinan kejadian cuaca signifikan secara numerik, potensi dampak, respons/tindakan yang perlu dilakukan, serta informasi yang dikeluarkan secara rutin ketika cuaca signifikan terjadi bahkan memburuk dan prakiraan dibuat sesering yang diperlukan,” jelas Agung.
Selain itu, disebutkan Agung IBF merupakan pendekatan baru dalam penerapan prediksi cuaca yang berbasis dampak yang dihasilkan dari perubahan cuaca dan iklim. IBF bertujuan memberikan informasi yang lebih akurat dan berguna bagi pengambilan keputusan dalam mitigasi bencana alam dan meteorologi, meskipun dalam situasi yang sulit dan tidak pasti.
Agung Sudiono berkomitmen BMKG akan memberikan informasi secara berkelanjutan yang cepat, tepat, kompak, kooperatif, dan satu kesatuan dalam memberikan infomasi tentang cuaca.
“Kepedulian ini harus diprioritaskan karena keselamatan masyarakat harus jadi prioritas bersama,” pungkasnya.