Inflasi Y-on-Y Di Kalimantan Tengah Capai 2,72 Persen

Eko juga menjelaskan bahwa inflasi Y-on-Y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 5,65 persen.

Inflasi Y-on-Y Di Kalimantan Tengah Capai 2,72 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoro.

Palangka Raya - Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik atau BPS Provinsi Kalteng, inflasi year on year atau Y-on-Y di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 2,72 persen pada bulan Maret 2024. Kepala BPS Provinsi Kalteng, Eko Marsoro, mengatakan bahwa inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 3,35 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Sampit sebesar 2,43 persen.

Eko juga menjelaskan bahwa inflasi Y-on-Y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 5,65 persen. 

"Selain itu, beberapa kelompok pengeluaran lainnya juga mengalami kenaikan, seperti kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,51 persen serta kelompok kesehatan sebesar 1,16 persen," ujar Eko, Selasa (2/4).

Inflasi Y-on-Y yang terjadi tentu berdampak pada masyarakat Kalimantan Tengah, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah dan menengah. Dengan adanya kenaikan harga, daya beli masyarakat menurun karena uang yang dimiliki tidak sebanding lagi dengan harga barang yang naik. Selain itu, jika inflasi berlangsung terus-menerus, maka akan terjadi ketidakstabilan ekonomi yang berpengaruh pada perekonomian nasional.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, masyarakat perlu lebih bijak dalam membelanjakan uang agar tidak terlalu terbebani dengan kenaikan harga barang yang terus meningkat. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan barang-barang yang kurang penting, memilih produk lokal atau daerah yang lebih murah, serta menabung untuk masa depan.

"Pemerintah juga dapat melakukan tindakan untuk mengatasi inflasi dengan cara mengendalikan harga-harga barang kebutuhan pokok, menjalankan kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, serta mengoptimalkan produksi barang kebutuhan pokok dalam negeri untuk menekan ketergantungan pada impor," sarannya.

Dalam kondisi seperti saat ini, ketahanan ekonomi dan keuangan pribadi menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan literasi keuangan dan investasi sehingga masyarakat dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan mengantisipasi ketidakpastian ekonomi yang terjadi.

Eko menegaskan kenaikan inflasi Y-on-Y di Kalimantan Tengah perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Dalam menghadapi situasi seperti ini, perlu adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dan juga sektor swasta untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga barang. 

"Masyarakat perlu diingatkan bahwa ketahanan ekonomi dan keuangan pribadi sangat penting untuk dijaga guna mengantisipasi ketidakpastian ekonomi di masa depan," pungkasnya.

Ikuti Nusapaper.com di Google News untuk mendapatkan berita terbaru.