Inovasi Mesin Pengering Baru Meningkatkan Produksi Gabah di Kotim
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Sepnita, meresmikan penggunaan mesin vertikal dryer baru di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit.

Sampit - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Sepnita, meresmikan penggunaan mesin vertikal dryer baru di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Mesin tersebut, yang berkapasitas 10 ton, diharapkan dapat mempercepat proses pengeringan gabah di wilayah tersebut.
Sepnita menjelaskan bahwa mesin vertikal dryer ini memiliki kemampuan untuk mengeringkan gabah dengan cepat, tergantung pada kadar airnya. "Alat pengering atau dryer yang kita ujikan hari ini adalah berkapasitas 10 ton, di mana 6 ton dapat dioperasikan untuk pengeringan dengan efisiensi berkisar antara 0,8 sampai 1,4 persen, tergantung pada kadar air gabah," ujarnya, Selasa (23/4).
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, untuk jenis padi seperti siam epang dengan kadar air 14 persen, proses pengeringan menggunakan mesin vertikal dryer ini hanya membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Sementara untuk jenis padi lainnya, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 10-11 jam.
Kehadiran mesin pengering ini diharapkan dapat membantu petani di Desa Lampuyang dan sekitarnya, terutama saat musim hujan yang sering mengganggu proses pengeringan gabah secara alami. "Sebelumnya ada dryer manual, namun dengan mesin vertikal dryer ini, proses pengeringan dapat dilakukan lebih efisien. Mesin sebelumnya membutuhkan waktu hingga 20 jam untuk pengeringan," tambahnya.
Desa Lampuyang kini dilengkapi dengan 2 unit mesin vertikal dryer, yang diperoleh dari Dana Alokasi Khusus. Pada Senin, 22 April 2024, mesin vertikal dryer milik kelompok tani Karya Utama 1 telah diresmikan dan diuji coba langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi padi di Kotim.
Dengan penggunaan mesin vertikal dryer yang lebih canggih ini, diharapkan produksi gabah di Kotim dapat meningkat secara signifikan, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani lokal serta ketahanan pangan di daerah tersebut.