Kue Keranjang Yang Hadir Setiap Perayaan Imlek
Kue keranjang memang bukan kue biasa. Kebiasaan untuk memasak kue ini hanya pada saat Imlek saja membuatnya terasa lebih spesial dan unik.

Palangka Raya - Menjelang Imlek, salah satu kue khas yang sangat dinantikan oleh banyak orang adalah kue keranjang. Namun, tahukah Anda betapa rumitnya produksi kue keranjang ini? Ling Ling, salah satu produsen kue keranjang di Palangka Raya, menjelaskan bahwa produksi kue keranjang dimulai sejak tanggal 18 Januari hingga sebelum Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 10 Februari.
Produk kue keranjang Ling Ling dijual untuk wilayah seputar Palangka Raya, namun juga ada pesanan yang datang dari kota-kota lain seperti Jakarta, Buntok, Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit. Bahan dasarnya adalah ketan putih yang dikukus selama kurang lebih 12 jam dengan cara tradisional yang masih menggunakan kayu bakar.
"Harga jualnya sendiri cukup terjangkau, setengah kilonya kita jual seharga 35rb dan satu kilo dijual seharga 65rb," ujar Ling Ling, Rabu (31/1).
Untuk tahun ini, Ling Ling memproduksi kurang lebih 700 kg, dengan satu kali produksi sebanyak 100 kg. Kue keranjang ternyata tahan lama, bisa bertahan hingga satu tahun jika disimpan dalam kulkas. Namun, jika disimpan di luar kulkas, maka kue ini hanya bisa tahan selama sekitar 1 bulan karena berpotensi berjamur jika tidak ditaruh dalam kulkas.
Menariknya, Ling Ling adalah satu-satunya produsen kue keranjang di wilayah Palangka Raya. Usahanya sudah dijalankan selama 15 tahun dan dilanjutkan dari generasi sebelumnya selama lebih dari 3 generasi. Dalam pembuatan kue keranjang ini, masih ada pantangan yang harus ditaati, seperti bagi perempuan yang sedang mengalami menstruasi, dilarang untuk masuk ke dapur.
Produksi kue keranjang biasanya dilakukan selama satu bulan sebelum Imlek dan Ling Ling hanya memproduksi kue keranjang untuk memenuhi permintaan pada perayaan Imlek. Meskipun produksinya meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, namun peningkatannya tidak signifikan. Untuk produksi tahun ini, Ling Ling terbatas dan tanggal 4 Februari nanti mereka sudah harus stop produksi.
"Selama periode produksi dari tanggal 18 hingga hari ini, kami sudah berhasil menjual kurang lebih 500 kilo, dengan pesanan terakhir yang datang sekitar 200 kilo. Rata-rata, pesanan untuk setahun bisa mencapai sekitar 1 ton di tahun kemarin," bebernya.
Kue keranjang memang bukan kue biasa. Kebiasaan untuk memasak kue ini hanya pada saat Imlek saja membuatnya terasa lebih spesial dan unik. Produksi yang melewati proses yang panjang dan diproduksi dengan cara tradisional membuat rasanya benar-benar autentik dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Jadi, tidak heran jika kue keranjang menjadi salah satu makanan khas yang dinantikan dan diidamkan sepanjang tahun.