Menguak Inflasi Tertinggi di Tiga Daerah Indonesia

Mendagri meminta para gubernur untuk mengecek komoditas apa yang menjadi penyumbang terbesar dan segera menyelesaikannya.

Menguak Inflasi Tertinggi di Tiga Daerah Indonesia
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian saat memimpin rapat inflasi mingguan secara virtual.

Palangka Raya - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, mengumumkan bahwa tiga daerah telah mencatatkan indeks perkembangan harga (IPH) atau proxy inflasi tertinggi. Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Banten masuk dalam daftar tersebut. Mendagri meminta para gubernur untuk mengecek komoditas apa yang menjadi penyumbang terbesar dan segera menyelesaikannya. Sementara itu, Provinsi Maluku Utara mencatat IPH terendah, yaitu -1,63% (y-o-y).

“Untuk para Gubernur tolong dilihat betul posisi proxy masing-masing di minggu lalu, dicek lagi komoditas apa yang menjadi penyumbang terbesar, dan segera selesaikan,” pesannya, Selasa (21/11).

Menyusul Mendagri, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Pudji Ismartini, melaporkan pantauan harga komoditas yang berpotensi menyebabkan inflasi pada November 2023. Harga telur ayam ras mengalami kenaikan sebesar 0,16% rata-rata hingga minggu ketiga November. Namun, harga daging ayam ras menurun pada minggu ketiga November. 

“Sementara itu, harga bawang merah terus meningkat sejak minggu pertama, dengan perubahan rata-rata sebesar 8,04% pada November dibandingkan Oktober,” ungkapnya.

Pudji mencatat bahwa jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH meningkat 3% poin secara nasional pada minggu ketiga November, dengan kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Pulau Sumatera. Ia menambahkan bahwa dari 68,7% kabupaten/kota di Pulau luar Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo adalah yang memiliki IPH tertinggi, yaitu 5,58% (y-o-y). Cabai merah merupakan salah satu komoditas dengan fluktuasi harga cukup signifikan pada minggu ketiga November 2023.

Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko, mengungkapkan bahwa IPH atau proxy inflasi di Kalteng pada minggu ketiga November 2023 mencapai 2,22% (y-o-y). Dalam kategori nasional, IPH atau proxy inflasi di Kalteng masih tergolong aman, karena pada hari yang sama, IPH atau proxy inflasi secara keseluruhan di Indonesia adalah 2,6% (y-o-y). Namun, cabai rawit dan cabai merah merupakan komoditas penyumbang terbesar inflasi di Kalteng, sementara ayam ras mengalami fluktuasi harga di pasaran.

Kenaikan harga barang dan jasa serta inflasi dapat memengaruhi perekonomian nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang tepat dari pemerintah dalam menangani masalah inflasi yang terjadi di dalam negeri. 

“Masyarakat juga dapat berpartisipasi dengan membeli produk lokal dan menahan diri dari membeli produk yang mengalami kenaikan harga secara signifikan guna menstabilkan pasar dan memperkuat ekonomi nasional,” ujarnya.

Ikuti Nusapaper.com di Google News untuk mendapatkan berita terbaru.