Mitigasi Risiko Bencana dan Stunting Melalui Pertemuan Akbar Lintas Sektor Kalimantan Tengah

Pertemuan akbar tersebut diinisiasi oleh Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, untuk menjalin kesepahaman dan spirit yang sama dalam menangani masalah-masalah tersebut.

Mitigasi Risiko Bencana dan Stunting Melalui Pertemuan Akbar Lintas Sektor Kalimantan Tengah
Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran.

Palangka Raya - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan menggelar pertemuan akbar lintas sektor pada tanggal 20 Mei 2024, di GOR INDOOR KM.5 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, guna membahas isu strategis risiko bencana alam kebakaran hutan dan lahan serta isu nasional stunting. 

Pertemuan akbar tersebut diinisiasi oleh Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, untuk menjalin kesepahaman dan spirit yang sama dalam menangani masalah-masalah tersebut.

"Benar, Bapak Gubernur telah menginisiasi pertemuan akbar tersebut, sebagai wahana penyampaian pokok-pokok pikiran beliau serta mengajak berdiskusi terkait masalah bencana alam khususnya Karhutla, banjir dan stunting," ujar Sekretaris Daerah Nuryakin, Jumat (17/5).

Nuryakin menambahkan rencananya seluruh unsur elemen pemerintahan, TNI/POLRI, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, lembaga-lembaga adat, institusi pendidikan, pemerintah kabupaten/kota, hingga perangkat desa, termasuk BABINSA dan BHABINKAMTIBMAS, akan diundang dalam pertemuan akbar tersebut. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan bencana alam dan stunting di Kalimantan Tengah.

"Pada setiap kesempatan, bapak Gubernur selalu menekankan pentingnya keseriusan dalam penanganan Karhutla, banjir dan stunting. Perlu dibangun kesepahaman yang solid, agar langkah dan upaya menangani hal tersebut, memiliki langkah dan spirit yang sama," tambahnya.

Pertemuan akbar ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan masukan-masukan konstruktif. Terlebih, kedua isu ini sangat kompleks dan perlu perhatian bersama. Bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan belum teratasi sepenuhnya, bahkan sering menimbulkan dampak luas dan berkelanjutan bagi masyarakat. 

Sementara, stunting menjadi masalah kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia, termasuk Kalimantan Tengah. Stunting merupakan salah satu bentuk akibat dari gizi buruk pada anak dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.

"Melalui pertemuan akbar ini, diharapkan semua stakeholder dapat memiliki komitmen yang kuat dalam menangani dan menurunkan angka stunting di Kalimantan Tengah serta menemukan solusi yang tepat dalam menangani risiko bencana alam. Termasuk BABINSA dan BHABINKAMTIBMAS, yang turut diundang dalam pertemuan tersebut. Mereka diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana di tingkat desa," harap Nuryakin.

Sebagai informasi, di bawah kepemimpinan H. Sugianto Sabran dan H. Edy Pratowo, prevalensi stunting di Kalimantan Tengah turun secara signifikan. Dari 32,30% pada tahun 2020, menjadi 23,5% pada tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa komitmen dan kerja keras pemerintah serta stakeholder lainnya dapat membawa perubahan yang positif bagi kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.

Diharapkan momentum pertemuan akbar ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai kesepakatan dan perubahan yang berarti dalam menangani isu bencana alam dan stunting di Kalimantan Tengah. Mari bersama-sama menjaga kelestarian alam dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Ikuti Nusapaper.com di Google News untuk mendapatkan berita terbaru.