Selain Karhutla, Tebalnya Kabut Asap di Palangka Raya Juga Karena Kiriman Daerah Tetangga
Selain disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan, kabur asap yang sedang menyelimuti Kota Palangka Raya juga diduga berasal dari kiriman daerah tetangga yakni Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.

Palangka Raya - Kejadian Karhutla makin meluas, hal ini mengakibatkan indikator standar pencemaran udara (ISPU) secara fluktuatif berubah-ubah. Terpantau saat ini Kota Palangka Raya masuk kategori sangat tidak sehat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah, Ahmad Toyib, mengatakan, kabut asap di Kota Palangka Raya ini selain oleh akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), juga kiriman dari daerah tetangga yakni Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
"Asap akibat Karhutla ini makin pekat pada malam sampai pagi hari dan terasa perih di mata, bahkan sudah mulai mengganggu aktifitas masyarakat terutama transportasi darat dan udara," katanya, Jumat 29 September 2023.
BPBD kabupaten/kota yang mengalami peningkatan Karhutla diharapkan agar dapat bersurat ke perangkat daerah terkait keikutsertaan dalam melaksanakan pemadaman karhutla.
Untuk biaya operasional di lapangan ditanggung Perangkat Daerah yang bersangkutan. Sedangkan BPBPK mendukung berupa peralatan dan mesin pemadam kebakaran, sekaligus sebagai koordinator dalam mengarahkan regu pemadam dari perangkat daerah ke lokasi titik api yang akan dilakukan pemadaman agar lebih efektif.
Apabila perangkat daerah terkait ada memiliki sarana dan prasarana pendukung pemadaman Karhutla, agar dapat mengoptimalkan peralatan tersebut saat di lokasi.
“Saat ini skala prioritas pemadaman Karhutla di tiga wilayah, yakni di Desa Tumbang Nusa, Desa Tanjung Taruna, dan di dalam Kota Palangka Raya. Tim Satgas Darat dapat menggiatkan pemadaman dan pembasahan dengan segala sumber daya yang dimiliki,” ungkapnya. (Ai)