Warning, Hingga Oktober 2023, Sembilan Orang Meninggal Akibat DBD
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai meningkat. Selama 10 bulan terakhir ini, sembilan pasien meninggal dunia akibat DBD.

Palangka Raya - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai meningkat. Selama 10 bulan terakhir ini, sembilan pasien meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, Suyuti Syamsul, mengatakan penyakit ini dapat membuat suhu tubuh pengidapnya menjadi sangat tinggi. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini tidak boleh dianggap remeh.
"Secara umum, gejalanya adalah sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta nyeri di bagian belakang mata," katanya, Kamis 9 November 2023.
Suyuti mengatakan, penyakit ini dapat membuat suhu tubuh pengidapnya menjadi sangat tinggi. Secara umum, gejalanya adalah sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta nyeri di bagian belakang mata. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini tidak boleh dianggap remeh.
Suyuti menjelaskan, demam berdarah menyerang sistem kekebalan tubuh dan setiap organ dalam tubuh akan terkena dampaknya. Itulah sebabnya, bisa mengakibatkan meninggal dunia apabila terkena demam berdarah.
Pasien demam berdarah yang tak segera diberi penanganan akan mengalami berbagai komplikasi serius, salah satunya adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan pendarahan atau kebocoran plasma darah.
"Bocornya plasma pada pasien juga bisa menyebabkan syok hipovolemik (sindrom syok dengue). Akibatnya, pasien akan kehilangan banyak cairan meski sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus," tuturnya.
Jika sudah mencapai tahap ini, sistem organ tubuh akan gagal menjalankan fungsinya, sehingga mengakibatkan kematian atau meninggal dunia pada manusia. (Ai)